Senin, 09 Mei 2011

About The Doctor

Agan2 pasti kenal donk sama yang namanya Valentino Rossi atau yang suka disebut "The Doctor"..
Kita semua pasti tau kan gimana prestasi dia di ajang balap motoGP, dari rekor2 kemenangannya, rekor2 juara dunianya dan masih banyak rekor2 lainnya yang udah dipecahkan sang "maestro" motoGP ini hingga dia bisa disejajarkan dengan legenda2 motoGP lainnya seperti "Giacomo Agostini, Wayne Rainey, Mick Doohan, dan banyak lagi lainnya" di usia yang masih relatif muda yaitu 31 tahun.

Rossi lahir pada 16 Februari 1979 di kota Urbino Italia.
Ibunda Rossi bernama Stefania Palma, Ayah Rossi bernama "Graziano Rossi" yang juga mantan pembalap besar di era 70-an gan
Karena sang ayah mantan pembalap, otomatis Rossi pun tumbuh di lingkungan yang kental dengan atmosfer balap.


Ketika Rossi masih kanak2, rossi sudah sangat dekat dengan dunia balap karena dia tinggal dengan ayah dan ibunya yang memang berkecimpung di dunia balap.

Pada saat rossi masih berumur 5 tahun, sang ayah membelikan Rossi gokart 60 cc karna sang ayah memang berniat mengenalkan Rossi dengan dunia balap yang dulu pernah ditekuninya sebagai pembalap.
Rossi kecil yang berumur 5 tahun pada saat itu sudah bisa bermain kebut2an dengan gokartnya tidak seperti anak2 seusianya pada saat itu yang mungkin masih ngompol di celana.hehehehehehehe

Melihat bakat Rossi sang ayah lalu mempromosikan Rossi ke ajang balap roda 2, berawal dari Minibike (motor anak2) sampai dengan event sportbike ketika Rossi remaja.

Banyak yang bilang Rossi adalah rajanya "overtaking" dilintasan.
Max Biagi, Sete Gibernau, Marco Melandri, Casey Stoner dan yang terakhir Jorge Lorenzo sudah pernah menjadi korban dari aksi Rossi di lintasan.

akan tetapi taukah agan2 proses yang dihadapi Rossi, bagaimana dia di tempa menjadi rajanya "Overtaking" di lintasan?

Semua bermula ketika orang tuanya bercerai ketika Rossi remaja.
Semenjak orang tuanya bercerai, Rossi menjadi sedih karenanya.
Sejak saat itu, Rossi menjadi seorang remaja yang hiperaktif dibandingkan dengan remaja2 seusianya.
Rossi memodifikasi sekuternya yang biasa saja menjadi lebih menyerupai motor balap untuk digunakannya untuk menjalankan aksinya.
Yaitu kebut2an di malam hari bersama teman2nya..
Rossi kerap kali tertangkap polisi lantaran aksinya, tapi Rossi tak kapok.
Ketika ada sekuter di tangannya Rossi pasti mengulang lagi aksinya.

Sampai suatu ketika Rossi berlatih sendirian di jalanan tavullia.
Jalan tersebut memiliki pemandangan indah dan anging yang kencang. Jalan itu berkelok-kelok, menikung tajam, dan kadang menanjak.
Disitulah Rossi melarikan sekuternya dengan kecepatan tinggi.
Tak hanya sekedar jalan yang berkelok-kelok dengan tikungan tajam dan tanjakan yang memaksa setiap pengendara motor serba hati-hati agar tak tergelincir, jalan2 tersebut juga berhadapan langsung dengan laut.

Rossi merasa ketika berada diatas sekuternya, seolah-olah jalan-jalan itu berujung di tengah laut dan sesampainya disana, ia tak pernah merasa kembali, karena tidak ada jalan lain selain lautan itu sendiri. Perasaan saat memacu sekuter dan perpisahan kedua orang tuanya campur aduk saat dia memandang lautan.

Dijalan tsb tidak ada orang berani melintas dengan kecepatan tinggi, karena jalan itu memang berbahaya. Akan tetapi Rossi berlatih terus di tempat itu hingga suatu ketika Rossi terjatuh dan tangannya cedera parah sehingga ia harus masuk rumah sakit. Akan tetapi sesudahnya Rossi tetap berlatih di jalan tsb tanpa mengedepankan rasa takut dan kekhawatiran.
mungkin disanalah Rossi ditempa menjadi "Raja Tikungan".

Nahh wajar apabila rivalnya sangat sulit mengalahkan Rossi di tikungan,
adakah diantara rivalnya yang mengalami seperti Rossi, mengalami pengalaman pahit ditinggal cerai orang tuanya dan "ngebut" di kelokan-kelokan jalan yang berbahaya?


Dalam karirnya sepanjang motoGP, Rossi memakai nomor 46. Ia memakai nomor itu setelah menonton aksi seorang pembalap wildcar Jepang bernomor 46 "Norifumi Abe" di televisi yang membuatnya terkesan. Apalagi nomor itu juga dipakai oleh Graziano Rossi ayahnya, ketika memenangkan lomba pertama dengan Morbidelli tahun 1979. Saat ini ia tetap memakai nomor 46 kebanggaanya itu dan tidak memilih berganti nomor "1" walaupun Ia sudah mendapatkan titel gelar juara dunia sebanyak 9 kali dalam karirnya.
Rossi lebih memilih mempertahankan "nomor keramat" 46 miliknya, "Kadang2 saya juga sedih, sebab nomor "1" juga nomor yang bagus. Namun saya selalu menggunakan nomor 46 dan saya ingin melanjutkannya" Tutur Rossi.



Rossi juga kerap kali melakukan Ritual sebelum balapan dimulai.
Sebelum balapan Rossi biasanya akan berada kurang lebih 2 meter dari motornya dan membungkuk serta mencium sepatu bootsnya.
kebiasaan lainnya yang biasa dilakukannya juga adalah Rossi memegang foot peg di sisi sebelah kanan lalu Rossi duduk jongkok dan menundukan kepala.
Entah ia sedang berdoa atau sedang mengenang para pembalap sebelumnya.
Tidak ada yang tau apa yang dilakukan oleh Rossi, tapi barangkali dengan mencegahnya atau mengahalanginya melakukan ritual itu mungkin saja Rossi bisa kalah.


Kebiasaan Rossi didalam balapan yakni "menurunkan kaki" saat akan masuk kedalam tikungan. Kebiasaan aneh tersebut mulai dipopulerkan Rossi pertama kali saat motoGP 990 cc di tahun 2006. Banyak kalangan yang mulai memperbincangkan "kebiasaan aneh" Rossi saat itu, tetapi ketika Rossi sendiri ketika diwawancarai oleh wartawan Rossi mengatakan bahwa hal tsb adalah reaksi alami darinya ketika akan melakukan "late braking" karena hal tsb memberikan kekuatan lebih kepada lengan dalam memegang setang ketika melakukan pengereman.
Kebiasaan Aneh tsb kian populer di kalangan pembalap, hingga banyak pembalap yang juga mengikuti gaya Rossi tsb contohnya:
Marco Simoncelli, Casey Stoner, Dani Pedrosa adalah salah satu dari rider2 yang pernah mencontoh kebiasaan Rossi tsb.
Dan Tanggapan The Doctor ketika diwawancarai " Aku tak tahu kenapa aku mulai melakukannya hingga kini. Tapi akupun tak tahu kenapa mereka ( pembalap lain ) melakukannya juga ".


Kesuksesan Rossi tidak hanya dikarenakan skill yang mumpuni ataupun motor yang handal dalam karirnya, kesuksesan Rossi juga karena faktor dukungan dan bantuan dari pada orang-orang disekitarnya.
Contohnya adalah Jeremy burgess, mekanik kesayangan Rossi.

Jeremy Burgess atau "Jerry" panggilan akrabnya sudah mendampingi Rossi sejak awal karir Rossi di ajang balap kelas premier yakni GP 500cc pada tahun 2000.
tidak dapat dipungkiri J.B adalah salah satu orang dibalik rahasia kesuksesan Valentino Rossi, J.B sendiri sebelum bekerja sama dengan Rossi sudah pernah bekerja dengan Mick Doohan yang berhasil juara dunia di MotoGP dengan motor racikan tangan ala J.B. So sudah pasti kemampuan J.B sebagai mekanik andalan Rossi tidak diragukan lagi mengingat prestasi yang telah dibuatnya.
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar