Senin, 09 Mei 2011
Jupiter 200cc
wahhhhhh inie nich sepedae bocah NGALAM alias BUMI AREMA
jauh2 dari madura ngampus di kota AREMA cuma cari bengkel Tune Up yg Xtreme,Yahut Top Margotop.Buat jadiin motor seperti ini g gampang brow,maklum Bokap gua bkn GAYUS TAMBUNAN..hehehe.ni motor uda bikin gua susah 77 turunan,gmn g bkin susah,,,korek ni motor gua bela2in ampe ambil uang kuliah,ampe g mkan 1 bln,,,,,untung ada ibu kos yg cantik n baik hati..jd di utangin mkan slm 1 bln di kos,eits tp jgn lp ya NIKI(nama gua tuch) di bayar awal Bulan,wkwkwkwkwkwkwkwk.
udach ceritanya....nie spesifikasi motor gua......::::
Gua Pke Karburator PE 28 Thailand
Karburator sederhana dengan kemampuan membangkitkan tenaga mesin layaknya kesetanan alias Ediannnnn. Gunakan hanya karburator PE28mm OEM Honda atau dengan label SUDCO USA. Kemampuan handal mampu di reamer hingga 31mm, menjadikannya idola di drag bike kelas bebek 4 tak 105cc, 115cc, 125cc, juga di kelas skutik 200cc. Kemudahan Jeting menjadikannya karburator favorit untuk Honda Tiger, Suzuki Satria F150, Jupiter MX, dan kendaraan apapun yang menginginkan performa akselerasi tajam dan nafas lebih panjang.
SPRING VALVE JAPAN PRODUCT
Spring Rate tinggi dengan jarak antar cincin yang lebar membuatnya mampu menerima tekanan noken as dengan lifter tinggi dan durasi besar, kekutanya mampu diandalkan untuk menghadapi kecepatan mesin hingga belasan ribu RPM tanpa telat untuk membalikkan klep pada kedudukannya, tidak ada keraguan tuning mesin dengan pir klep Japan mengamit Klep Racing cylinder head anda.
CDI REXTOR MONSTER
,,,,,biar teriakan mesin ampe muncak brow,,sebenernya pengen beli REXTOR prodrag tp anggaran n dompet uda menipis....maklum anak kos.
udach dulu yach bagi2 ceritanya...To be continue Gan
Tune Up Harian SATRIA 150
Banyak yang bilang di dunia persilatan balap liar yang keras, kapasitas mesin mesti jadi gambot alias ekstra gemuk. ini membuat peningkatan power yang bikin mesin lari liar,power pengen teriak terus seiring gas di tarik.
tapi kalau mau di pakai buat harian ini salah satu trik modifikasi mesin Satria FU 150 yang bisa ok buat balap,mejeng ma stylis jg dapat.
Mesin Suzuki Satria yang berkapasitas 150cc hasil dari perkawinan piston diameter 62mm dan stroke 48,8mm dengan perbandingan kompresi 10,4 ini harus kita rombak spesifikasi-nya jika anda memang berniat menjadi raja jalanan. Yang pertama mesti dilakukan adalah… buat anggaran,Siapin duit dulu! Kan kalo gk ada duit mana bisa modif…
saya anggap duit sudah ditangan. Selanjutnya kita akan merubah spek mesin menjadi stroke 61,8mm hasil dari stroke standar yang dinaikkan langkahnya 6,5mm dan piston 65mm merek hispeed yang sudah ada coakan klep buat 4klep.
KALO DI HITUNG KAPASITAS MESIN-NYA :
V=0,785x65x65x61,8= 204,9cc
Nah, kapasitas segini sudah bisa buat turun drag resmi di kelas bebek 4tak sampai dengan 200cc ,drag dulu,pulang bisa di pakai ke pasar,heeee
jangan lupa stroke yang naik 6,5mm ini membutuhkan paking blok bawah aluminium setebal 4,5mm. Kemudian piston di buat dome dengan ketinggian 1mm saja lalu pangkas head sebanyak 0,5mm.
Ngomongin head pasti ngomongin klep juga… Langsung aja hajar klep standar (23-19) dengan klep ukuran 25 intake dan 21 exhaust. Kalo ada kesulitan di bagian ini bisa langsung kontak saya untuk bantuan dan pemesanan.
Kemudian jangan lupa juga noken as modif sehingga memiliki lift 7,8mm dengan durasi 280 intake dan 276 exhaust Langkah berikutnya, masih seputaran head, jangan lupa porting in dan ex menjadi lingkaran, kan standar nya oval… Porting dengan diameter saluran intake 28mm dan exhaust 27mm.
Untuk pegas klep pakai standar saja karena masih cukup kuat koq. Masalah penyaluran tenaga alias kopling dan per kopling, bisa diganti dengan produk racing.. Pasti oke..
Pastikan juga magnet terkena bubut melingkar 1,5mm biar enteng dan menunjang akselerasi nantinya. Berikut masalah karburator. Disini cukup pake karbu NSR SP berdiameter 28mm, jangan besar2 karbu nya, ntar susah cari lawan…
Setting pilot jet 42 dan mainjet 125. Putaran angin 1,5putaran. Lalu untuk urusan pengapian, serahkan saja cdi rextor boleh yang adjustable atau yang programable – setting dari 15 derajad sampe 38 derajad di rpm 9000. Limiter dipatok di rpm 14000 saja sedangkan untuk gigi rasio alias transmisi pake standar saja gak masalah.
About The Doctor
Agan2 pasti kenal donk sama yang namanya Valentino Rossi atau yang suka disebut "The Doctor"..
Kita semua pasti tau kan gimana prestasi dia di ajang balap motoGP, dari rekor2 kemenangannya, rekor2 juara dunianya dan masih banyak rekor2 lainnya yang udah dipecahkan sang "maestro" motoGP ini hingga dia bisa disejajarkan dengan legenda2 motoGP lainnya seperti "Giacomo Agostini, Wayne Rainey, Mick Doohan, dan banyak lagi lainnya" di usia yang masih relatif muda yaitu 31 tahun.
Rossi lahir pada 16 Februari 1979 di kota Urbino Italia.
Ibunda Rossi bernama Stefania Palma, Ayah Rossi bernama "Graziano Rossi" yang juga mantan pembalap besar di era 70-an gan
Karena sang ayah mantan pembalap, otomatis Rossi pun tumbuh di lingkungan yang kental dengan atmosfer balap.
Ketika Rossi masih kanak2, rossi sudah sangat dekat dengan dunia balap karena dia tinggal dengan ayah dan ibunya yang memang berkecimpung di dunia balap.
Pada saat rossi masih berumur 5 tahun, sang ayah membelikan Rossi gokart 60 cc karna sang ayah memang berniat mengenalkan Rossi dengan dunia balap yang dulu pernah ditekuninya sebagai pembalap.
Rossi kecil yang berumur 5 tahun pada saat itu sudah bisa bermain kebut2an dengan gokartnya tidak seperti anak2 seusianya pada saat itu yang mungkin masih ngompol di celana.hehehehehehehe
Melihat bakat Rossi sang ayah lalu mempromosikan Rossi ke ajang balap roda 2, berawal dari Minibike (motor anak2) sampai dengan event sportbike ketika Rossi remaja.
Banyak yang bilang Rossi adalah rajanya "overtaking" dilintasan.
Max Biagi, Sete Gibernau, Marco Melandri, Casey Stoner dan yang terakhir Jorge Lorenzo sudah pernah menjadi korban dari aksi Rossi di lintasan.
akan tetapi taukah agan2 proses yang dihadapi Rossi, bagaimana dia di tempa menjadi rajanya "Overtaking" di lintasan?
Semua bermula ketika orang tuanya bercerai ketika Rossi remaja.
Semenjak orang tuanya bercerai, Rossi menjadi sedih karenanya.
Sejak saat itu, Rossi menjadi seorang remaja yang hiperaktif dibandingkan dengan remaja2 seusianya.
Rossi memodifikasi sekuternya yang biasa saja menjadi lebih menyerupai motor balap untuk digunakannya untuk menjalankan aksinya.
Yaitu kebut2an di malam hari bersama teman2nya..
Rossi kerap kali tertangkap polisi lantaran aksinya, tapi Rossi tak kapok.
Ketika ada sekuter di tangannya Rossi pasti mengulang lagi aksinya.
Sampai suatu ketika Rossi berlatih sendirian di jalanan tavullia.
Jalan tersebut memiliki pemandangan indah dan anging yang kencang. Jalan itu berkelok-kelok, menikung tajam, dan kadang menanjak.
Disitulah Rossi melarikan sekuternya dengan kecepatan tinggi.
Tak hanya sekedar jalan yang berkelok-kelok dengan tikungan tajam dan tanjakan yang memaksa setiap pengendara motor serba hati-hati agar tak tergelincir, jalan2 tersebut juga berhadapan langsung dengan laut.
Rossi merasa ketika berada diatas sekuternya, seolah-olah jalan-jalan itu berujung di tengah laut dan sesampainya disana, ia tak pernah merasa kembali, karena tidak ada jalan lain selain lautan itu sendiri. Perasaan saat memacu sekuter dan perpisahan kedua orang tuanya campur aduk saat dia memandang lautan.
Dijalan tsb tidak ada orang berani melintas dengan kecepatan tinggi, karena jalan itu memang berbahaya. Akan tetapi Rossi berlatih terus di tempat itu hingga suatu ketika Rossi terjatuh dan tangannya cedera parah sehingga ia harus masuk rumah sakit. Akan tetapi sesudahnya Rossi tetap berlatih di jalan tsb tanpa mengedepankan rasa takut dan kekhawatiran.
mungkin disanalah Rossi ditempa menjadi "Raja Tikungan".
Nahh wajar apabila rivalnya sangat sulit mengalahkan Rossi di tikungan,
adakah diantara rivalnya yang mengalami seperti Rossi, mengalami pengalaman pahit ditinggal cerai orang tuanya dan "ngebut" di kelokan-kelokan jalan yang berbahaya?
Dalam karirnya sepanjang motoGP, Rossi memakai nomor 46. Ia memakai nomor itu setelah menonton aksi seorang pembalap wildcar Jepang bernomor 46 "Norifumi Abe" di televisi yang membuatnya terkesan. Apalagi nomor itu juga dipakai oleh Graziano Rossi ayahnya, ketika memenangkan lomba pertama dengan Morbidelli tahun 1979. Saat ini ia tetap memakai nomor 46 kebanggaanya itu dan tidak memilih berganti nomor "1" walaupun Ia sudah mendapatkan titel gelar juara dunia sebanyak 9 kali dalam karirnya.
Rossi lebih memilih mempertahankan "nomor keramat" 46 miliknya, "Kadang2 saya juga sedih, sebab nomor "1" juga nomor yang bagus. Namun saya selalu menggunakan nomor 46 dan saya ingin melanjutkannya" Tutur Rossi.
Rossi juga kerap kali melakukan Ritual sebelum balapan dimulai.
Sebelum balapan Rossi biasanya akan berada kurang lebih 2 meter dari motornya dan membungkuk serta mencium sepatu bootsnya.
kebiasaan lainnya yang biasa dilakukannya juga adalah Rossi memegang foot peg di sisi sebelah kanan lalu Rossi duduk jongkok dan menundukan kepala.
Entah ia sedang berdoa atau sedang mengenang para pembalap sebelumnya.
Tidak ada yang tau apa yang dilakukan oleh Rossi, tapi barangkali dengan mencegahnya atau mengahalanginya melakukan ritual itu mungkin saja Rossi bisa kalah.
Kebiasaan Rossi didalam balapan yakni "menurunkan kaki" saat akan masuk kedalam tikungan. Kebiasaan aneh tersebut mulai dipopulerkan Rossi pertama kali saat motoGP 990 cc di tahun 2006. Banyak kalangan yang mulai memperbincangkan "kebiasaan aneh" Rossi saat itu, tetapi ketika Rossi sendiri ketika diwawancarai oleh wartawan Rossi mengatakan bahwa hal tsb adalah reaksi alami darinya ketika akan melakukan "late braking" karena hal tsb memberikan kekuatan lebih kepada lengan dalam memegang setang ketika melakukan pengereman.
Kebiasaan Aneh tsb kian populer di kalangan pembalap, hingga banyak pembalap yang juga mengikuti gaya Rossi tsb contohnya:
Marco Simoncelli, Casey Stoner, Dani Pedrosa adalah salah satu dari rider2 yang pernah mencontoh kebiasaan Rossi tsb.
Dan Tanggapan The Doctor ketika diwawancarai " Aku tak tahu kenapa aku mulai melakukannya hingga kini. Tapi akupun tak tahu kenapa mereka ( pembalap lain ) melakukannya juga ".
Kesuksesan Rossi tidak hanya dikarenakan skill yang mumpuni ataupun motor yang handal dalam karirnya, kesuksesan Rossi juga karena faktor dukungan dan bantuan dari pada orang-orang disekitarnya.
Contohnya adalah Jeremy burgess, mekanik kesayangan Rossi.
Jeremy Burgess atau "Jerry" panggilan akrabnya sudah mendampingi Rossi sejak awal karir Rossi di ajang balap kelas premier yakni GP 500cc pada tahun 2000.
tidak dapat dipungkiri J.B adalah salah satu orang dibalik rahasia kesuksesan Valentino Rossi, J.B sendiri sebelum bekerja sama dengan Rossi sudah pernah bekerja dengan Mick Doohan yang berhasil juara dunia di MotoGP dengan motor racikan tangan ala J.B. So sudah pasti kemampuan J.B sebagai mekanik andalan Rossi tidak diragukan lagi mengingat prestasi yang telah dibuatnya.
Kita semua pasti tau kan gimana prestasi dia di ajang balap motoGP, dari rekor2 kemenangannya, rekor2 juara dunianya dan masih banyak rekor2 lainnya yang udah dipecahkan sang "maestro" motoGP ini hingga dia bisa disejajarkan dengan legenda2 motoGP lainnya seperti "Giacomo Agostini, Wayne Rainey, Mick Doohan, dan banyak lagi lainnya" di usia yang masih relatif muda yaitu 31 tahun.
Rossi lahir pada 16 Februari 1979 di kota Urbino Italia.
Ibunda Rossi bernama Stefania Palma, Ayah Rossi bernama "Graziano Rossi" yang juga mantan pembalap besar di era 70-an gan
Karena sang ayah mantan pembalap, otomatis Rossi pun tumbuh di lingkungan yang kental dengan atmosfer balap.
Ketika Rossi masih kanak2, rossi sudah sangat dekat dengan dunia balap karena dia tinggal dengan ayah dan ibunya yang memang berkecimpung di dunia balap.
Pada saat rossi masih berumur 5 tahun, sang ayah membelikan Rossi gokart 60 cc karna sang ayah memang berniat mengenalkan Rossi dengan dunia balap yang dulu pernah ditekuninya sebagai pembalap.
Rossi kecil yang berumur 5 tahun pada saat itu sudah bisa bermain kebut2an dengan gokartnya tidak seperti anak2 seusianya pada saat itu yang mungkin masih ngompol di celana.hehehehehehehe
Melihat bakat Rossi sang ayah lalu mempromosikan Rossi ke ajang balap roda 2, berawal dari Minibike (motor anak2) sampai dengan event sportbike ketika Rossi remaja.
Banyak yang bilang Rossi adalah rajanya "overtaking" dilintasan.
Max Biagi, Sete Gibernau, Marco Melandri, Casey Stoner dan yang terakhir Jorge Lorenzo sudah pernah menjadi korban dari aksi Rossi di lintasan.
akan tetapi taukah agan2 proses yang dihadapi Rossi, bagaimana dia di tempa menjadi rajanya "Overtaking" di lintasan?
Semua bermula ketika orang tuanya bercerai ketika Rossi remaja.
Semenjak orang tuanya bercerai, Rossi menjadi sedih karenanya.
Sejak saat itu, Rossi menjadi seorang remaja yang hiperaktif dibandingkan dengan remaja2 seusianya.
Rossi memodifikasi sekuternya yang biasa saja menjadi lebih menyerupai motor balap untuk digunakannya untuk menjalankan aksinya.
Yaitu kebut2an di malam hari bersama teman2nya..
Rossi kerap kali tertangkap polisi lantaran aksinya, tapi Rossi tak kapok.
Ketika ada sekuter di tangannya Rossi pasti mengulang lagi aksinya.
Sampai suatu ketika Rossi berlatih sendirian di jalanan tavullia.
Jalan tersebut memiliki pemandangan indah dan anging yang kencang. Jalan itu berkelok-kelok, menikung tajam, dan kadang menanjak.
Disitulah Rossi melarikan sekuternya dengan kecepatan tinggi.
Tak hanya sekedar jalan yang berkelok-kelok dengan tikungan tajam dan tanjakan yang memaksa setiap pengendara motor serba hati-hati agar tak tergelincir, jalan2 tersebut juga berhadapan langsung dengan laut.
Rossi merasa ketika berada diatas sekuternya, seolah-olah jalan-jalan itu berujung di tengah laut dan sesampainya disana, ia tak pernah merasa kembali, karena tidak ada jalan lain selain lautan itu sendiri. Perasaan saat memacu sekuter dan perpisahan kedua orang tuanya campur aduk saat dia memandang lautan.
Dijalan tsb tidak ada orang berani melintas dengan kecepatan tinggi, karena jalan itu memang berbahaya. Akan tetapi Rossi berlatih terus di tempat itu hingga suatu ketika Rossi terjatuh dan tangannya cedera parah sehingga ia harus masuk rumah sakit. Akan tetapi sesudahnya Rossi tetap berlatih di jalan tsb tanpa mengedepankan rasa takut dan kekhawatiran.
mungkin disanalah Rossi ditempa menjadi "Raja Tikungan".
Nahh wajar apabila rivalnya sangat sulit mengalahkan Rossi di tikungan,
adakah diantara rivalnya yang mengalami seperti Rossi, mengalami pengalaman pahit ditinggal cerai orang tuanya dan "ngebut" di kelokan-kelokan jalan yang berbahaya?
Dalam karirnya sepanjang motoGP, Rossi memakai nomor 46. Ia memakai nomor itu setelah menonton aksi seorang pembalap wildcar Jepang bernomor 46 "Norifumi Abe" di televisi yang membuatnya terkesan. Apalagi nomor itu juga dipakai oleh Graziano Rossi ayahnya, ketika memenangkan lomba pertama dengan Morbidelli tahun 1979. Saat ini ia tetap memakai nomor 46 kebanggaanya itu dan tidak memilih berganti nomor "1" walaupun Ia sudah mendapatkan titel gelar juara dunia sebanyak 9 kali dalam karirnya.
Rossi lebih memilih mempertahankan "nomor keramat" 46 miliknya, "Kadang2 saya juga sedih, sebab nomor "1" juga nomor yang bagus. Namun saya selalu menggunakan nomor 46 dan saya ingin melanjutkannya" Tutur Rossi.
Rossi juga kerap kali melakukan Ritual sebelum balapan dimulai.
Sebelum balapan Rossi biasanya akan berada kurang lebih 2 meter dari motornya dan membungkuk serta mencium sepatu bootsnya.
kebiasaan lainnya yang biasa dilakukannya juga adalah Rossi memegang foot peg di sisi sebelah kanan lalu Rossi duduk jongkok dan menundukan kepala.
Entah ia sedang berdoa atau sedang mengenang para pembalap sebelumnya.
Tidak ada yang tau apa yang dilakukan oleh Rossi, tapi barangkali dengan mencegahnya atau mengahalanginya melakukan ritual itu mungkin saja Rossi bisa kalah.
Kebiasaan Rossi didalam balapan yakni "menurunkan kaki" saat akan masuk kedalam tikungan. Kebiasaan aneh tersebut mulai dipopulerkan Rossi pertama kali saat motoGP 990 cc di tahun 2006. Banyak kalangan yang mulai memperbincangkan "kebiasaan aneh" Rossi saat itu, tetapi ketika Rossi sendiri ketika diwawancarai oleh wartawan Rossi mengatakan bahwa hal tsb adalah reaksi alami darinya ketika akan melakukan "late braking" karena hal tsb memberikan kekuatan lebih kepada lengan dalam memegang setang ketika melakukan pengereman.
Kebiasaan Aneh tsb kian populer di kalangan pembalap, hingga banyak pembalap yang juga mengikuti gaya Rossi tsb contohnya:
Marco Simoncelli, Casey Stoner, Dani Pedrosa adalah salah satu dari rider2 yang pernah mencontoh kebiasaan Rossi tsb.
Dan Tanggapan The Doctor ketika diwawancarai " Aku tak tahu kenapa aku mulai melakukannya hingga kini. Tapi akupun tak tahu kenapa mereka ( pembalap lain ) melakukannya juga ".
Kesuksesan Rossi tidak hanya dikarenakan skill yang mumpuni ataupun motor yang handal dalam karirnya, kesuksesan Rossi juga karena faktor dukungan dan bantuan dari pada orang-orang disekitarnya.
Contohnya adalah Jeremy burgess, mekanik kesayangan Rossi.
Jeremy Burgess atau "Jerry" panggilan akrabnya sudah mendampingi Rossi sejak awal karir Rossi di ajang balap kelas premier yakni GP 500cc pada tahun 2000.
tidak dapat dipungkiri J.B adalah salah satu orang dibalik rahasia kesuksesan Valentino Rossi, J.B sendiri sebelum bekerja sama dengan Rossi sudah pernah bekerja dengan Mick Doohan yang berhasil juara dunia di MotoGP dengan motor racikan tangan ala J.B. So sudah pasti kemampuan J.B sebagai mekanik andalan Rossi tidak diragukan lagi mengingat prestasi yang telah dibuatnya.
Otomotif dan tune up yamaha mio
Sebelum mulai, perlu dijelaskan bahwa Yamaha Mio bukan menjadi satu pilihan utama untuk hal kecepatan. Kami menemukannya setelah menerapkan modifikasi pada mesin bahwa Yamaha mio menjadi sulit untuk kendalikan pada kecepatan yang lebih tinggi. Kemudian, Yamaha Mio ini langsung berbahaya untuk dikendalikan.
Setelah memeriksa silinder Yamaha mio, langsung dengan ide untuk melakukan suatu bore-up ke 63mm, mengingat Yamaha Mio standar adalah 55mm. Membore-up dari 55mm ke 63mm akan mengubah Yamaha Mio dari 114cc menjadi motor 189cc .
Setelah menghubungi beberapa sumber, untuk aksesori gunakan satu set lengkap, yang mencakup 63mm Laminated Ceramic silinder, high performance 4-katup kepala silinder ( Mio yang standar hanya kepala dengan 2-katup ), 63mm Piston, high performance racing camshaft dan bahan-bahan untuk merakit.
Tuning set ini awalnya untuk Yamaha Nouvo, tapi sebagai mesin Yamaha standar yang sama yang kita harapkan tidak banyak masalah mounting ke Mio. mengganti karburator Mikuni BS25 / 1 dengan Mikuni BS32, karburator ini awalnya adalah dari sebuah sepeda motor Yamaha XJ400. Mikuni 32mm Biasanya akan sedikit untuk besar untuk 189cc tapi kami memutuskan untuk mengganti jarum jet yang lebih kecil dan menahan asupan udara sedikit.
Setelah merakit kembali Yamaha Mio, dan cocok dengan semua bagian-bagian mesin Superbike kami mulai gadis kecil ini. Hal pertama yang kami temukan adalah bahwa pembuangan tidak cukup besar untuk mencobanya, pembuangan dengan mudah diganti dengan model yang lebih agresif dan sekarang gadis kecil suaranya begitu terdengar.
Melakukan beberapa tes drive, kami menemukan bahwa roda Yamaha Mio tidak seimbang untuk lari secepat itu. Setelah kami melakukan pergantian ban yang lebih profesional dan balancing roda. Kami masih mengalami kesulitan mengemudikan skuter matic ini pada kecepatan yang lebih tinggi. Mengetahui bahwa mesin dapat dengan mudah membawa skuter matic ini untuk kecepatan sekitar 180km/jam tapi kita punya masalah untuk mencapainya, untuk kecepatan lewat dari 120km/jam saja hampir mustahil untuk mengendalikan sepeda motor ini dengan aman.
Setelah memeriksa silinder Yamaha mio, langsung dengan ide untuk melakukan suatu bore-up ke 63mm, mengingat Yamaha Mio standar adalah 55mm. Membore-up dari 55mm ke 63mm akan mengubah Yamaha Mio dari 114cc menjadi motor 189cc .
Setelah menghubungi beberapa sumber, untuk aksesori gunakan satu set lengkap, yang mencakup 63mm Laminated Ceramic silinder, high performance 4-katup kepala silinder ( Mio yang standar hanya kepala dengan 2-katup ), 63mm Piston, high performance racing camshaft dan bahan-bahan untuk merakit.
Tuning set ini awalnya untuk Yamaha Nouvo, tapi sebagai mesin Yamaha standar yang sama yang kita harapkan tidak banyak masalah mounting ke Mio. mengganti karburator Mikuni BS25 / 1 dengan Mikuni BS32, karburator ini awalnya adalah dari sebuah sepeda motor Yamaha XJ400. Mikuni 32mm Biasanya akan sedikit untuk besar untuk 189cc tapi kami memutuskan untuk mengganti jarum jet yang lebih kecil dan menahan asupan udara sedikit.
Setelah merakit kembali Yamaha Mio, dan cocok dengan semua bagian-bagian mesin Superbike kami mulai gadis kecil ini. Hal pertama yang kami temukan adalah bahwa pembuangan tidak cukup besar untuk mencobanya, pembuangan dengan mudah diganti dengan model yang lebih agresif dan sekarang gadis kecil suaranya begitu terdengar.
Melakukan beberapa tes drive, kami menemukan bahwa roda Yamaha Mio tidak seimbang untuk lari secepat itu. Setelah kami melakukan pergantian ban yang lebih profesional dan balancing roda. Kami masih mengalami kesulitan mengemudikan skuter matic ini pada kecepatan yang lebih tinggi. Mengetahui bahwa mesin dapat dengan mudah membawa skuter matic ini untuk kecepatan sekitar 180km/jam tapi kita punya masalah untuk mencapainya, untuk kecepatan lewat dari 120km/jam saja hampir mustahil untuk mengendalikan sepeda motor ini dengan aman.
Langganan:
Postingan (Atom)